Olehkarena itu, berhentilah untuk selalu merasa diri paling baik, paling benar, paling suci, dan lainnya. Mari kita sama-sama saling bermawas diri. Saling mengingatkan satu sama lain. Yang paling penting adalah mau menerima perbedaan antara sesama. Sekali lagi, baik dan benar menurutmu, namun belum tentu menurut-Nya. Wallahu a'lam. Harustahu situasi dan kondisinya karena sesuatu yang menurut kita baik belum tentu baik untuk orang lain. Jauh hari Rasulullah ﷺ telah mengikatkan: "Masyaallah, itu adalah obat terbaik untukmu, semoga Allah ﷻ memberikan keberkahan dalam obat itu sehingga kamu bisa merasakan nikmat sehat di tubuhmu." Bacaan1 Tes. 1: 2b-5, 8b-10. Mat. 23: q3-22. MAKSUD baik belum tentu ditanggapi dengan baik pula. Perlu kesadaran dan kehati-hatian. Agar tidak terjebak pada masalah yang lebih rumit di kemudian hari. Perikemanusiaan itu baik adanya. Tetapi perlu juga ketegasan. Kadang, atas nama perikemanusiaan, orang punya tujuan. BAIKMenurut Kita .Belum Tentu BAIK Menurut Allah swt ----- BURUK Menurut Kita Belum Tentu BURUK Menurut Allah swt ----- Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," diwajibkan atas kamu berPERANG, padahal berperang itu adalah suatu yang kamu benci. Allah sama sekali tidak memaksa mereka untuk menempuh jalan yang mana. Allah Ta . BERANDA RELIGI dika mustika 20 Maret 2018 Dibaca 35372x Boleh jadi yang kamu benci adalah baik untukmu dan yang kamu inginkan belum tentu baik Untukmu. Percayalah perspektif-Nya!“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” Al Baqaroh 216 Tadi pagi aku mendengarkan sebuah kisah yang menggambarkan ayat tersebut. Pernahkah kamu merasa kalau hidup itu rasanya, kok...menguras emosi, energi, pikiran, dan menguras lainnya. Rasanya hidup seakan tidak berpihak pada kita. Segala ketidakberuntungan seakan datang silih berganti. Sedangkan, adakalanya jika kita melihat kondisi orang lain, yang terlintas di pikir adalah...”Betapa beruntungnya dia, tidak melakukan apa-apa, tapi segala keberuntungan datang padanya.” Nah, pemikiran itu juga sempat terpikir olehku. Namun, cerita yang kudengar pagi tadi membuatku berpikir ulang. Dikisahkan di sebuah desa ada sebuah keluarga yang memiliki berbagai hewan. Ada keledai, anjing, juga ayam. Suatu pagi, ketika sang istri terbangun ia kaget bukan kepalang, melihat kandang ayam mereka kosong melompong. Selidik punya selidik, ternyata ada yang mencuri ayam mereka. Sang suami kala itu hanya berkata, “Ya, ini yang terbaik.” Tak lama waktu berselang...sang istri di suatu siang menemukan bahwa anjing keluarga mereka yang biasanya menjaga rumah, mati terkena perangkap di hutan. Saat itu sang suami berkata lagi, “Ya, ini yang terbaik.” Sang istri masih tidak paham dengan perkataan suaminya. Tak lama waktu berselang lagi, ternyata keledai milik mereka terkena suatu penyakit, hingga akhirnya keledai-keledai keluarga ini mati. Sang istri merasa bahwa hidup mereka sangat tidak beruntung. Satu persatu Allah mengambil harta yang mereka punya, ayam, anjing, dan keledai. Sang istri menangis kepada suaminya. Sang suami hanya berkata, “Ini adalah yang terbaik.” Sang istri terus menangis dan masih tidak memahami perkataan suaminya. Di suatu pagi, pasangan suami istri ini terbangun dan seperti biasanya langsung keluar rumah. Betapa kaget mereka, mereka menjumpai desa mereka sunyi senyap. Tak ada seorang pun di luar rumah. Dan ternyata desa mereka semalam kedatangan sekelompok perampok. Perampok tersebut menghabisi penduduk yang di rumahnya ada suara. Seperti suami istri tadi, di rumah penduduk desa tersebut memang sebagian besar memiliki hewan-hewan di rumahnya. Dan hewan-hewan tersebut bersuara ketika ada perampok. Perampok takut aksi mereka ketahuan. Maka hal mengerikkan itu pun terjadi. Kini, sang istri pun memahami apa yang selama ini dikatakan oleh suaminya. “Ya, ini adalah yang terbaik.” Sering, kita merasa bahwa kita lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Padahal, ilmu Allah lah yang mampu mengetahui yang terbaik untuk kita. Seringkali kita tidak dapat melihat apa yang terbaik untuk kita, karena kita begitu sibuk dengan prediksi kita tentang definisi terbaik ini. Semoga kisah ini bisa lebih membuka hati juga pikiran kita. Lebih meyakinkan kita, bahwa Allah lah yang tahu kondisi terbaik untuk kita. Percayalah! Artikel TerkaitArtikel Lainnya Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia Seandainya kita mau merenung dan sedikit berfikir, sungguh di setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk hamba-hamba-Nya, di dalamnya terdapat hikmah dan maslahat tertentu, baik ketika itu kita telah mengetahui hikmah tersebut ataupun tidak. Demikian juga ketika Allah Ta’ala menimpakan musibah kepada kita, maka kita wajib berprasangka baik kepada-Nya. Sudah sepantasnya kita meyakini bahwa yang kita alami tersebut akan membawa kebaikan bagi kita, baik untuk dunia kita maupun akhirat kita. Minimal dengan musibah tersebut, sebagian dosa kita diampuni oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, maka lihatlah takdir ini dengan kacamata nikmat dan rahmat, dan bahwasanya Allah Ta’ala bisa jadi memberikan kita nikmat ini karena memang Dia sayang kepada Allah Ta’ala pun telah berfirman,و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”QS. Al Baqarah 216Saudariku… Sungguh jika kita mau membuka kisah-kisah dalam Al Qur’an dan lembaran-lembaran sejarah, atau kita memperhatikan realitas, kita akan mendapatkan darinya banyak pelajaran dan bukti bahwa selalu ada hikmah di balik setiap apa yang Allah takdirkan untuk lihatlah kisah Ibu Nabi Musa alaihissalam ketika ia harus melemparkan anaknya ke sungai… bukankah kita mendapatkan bahwa tidak ada yang lebih dibenci oleh Ibu Musa daripada jatuhnya anaknya di tangan keluarga Fir’aun? namun meskipun demikian tampaklah akibatnya yang terpuji dan pengaruhnya yang baik di hari-hari berikutnya, dan inilah yang diungkapkan oleh ayatواللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَAllah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahuiLihat pula kisah Nabi Yusuf alaihissalam ketika beliau harus berpisah dengan ayah beliau Nabi Ya’qub alaihissalam, ketika beliau harus dimasukkan ke dalam sumur dan diambil oleh kafilah dagang… Bukankah kita akan melihat hikmah yang begitu besar dibalik semua itu?Lihat pula kisah Ummu Salamah, ketika suami beliau-Abu Salamah- meninggal dunia, Ummu Salamah radhiallaahu anhaa berkata“Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah lalu ia mengucapkan apa yang diperintah oleh Allah, إنّا للهِ وَ إنَّا إِليْهِ رَاجِعُوْنَ, اللهُمَّ أَجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَ أخلفْ لي خَيْرًا مِنْهَا Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya lah kami akan kembali. Ya Allah, berilah pahala kepadaku dalam musibahku dan berilah gantinya untukku dengan yang lebih baik darinya.” Ia berkata, “Maka ketika Abu Salamah meninggal, aku berkata, Seorang Muslim manakah yang lebih baik dari Abu Salamah? Rumah keluarga pertama yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?’ Kemudian aku pun mengucapkannya, maka Allah memberikan gantinya untukku dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” HR. MuslimRenungkanlah bagaimana perasaan yang menghinggapi diri Ummu Salamah –yakni perasaan yang muncul pada sebagian wanita yang diuji dengan kehilangan orang yang paling dekat hubungannya dengan mereka dalam kehidupan ini dan keadaan mereka Siapakah yang lebih baik dari Abu Fulan?!- maka ketika Ummu Salamah melakukan apa yang diperintahkan oleh syariat berupa sabar, istirja’, dan ucapan yang diajarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka Allah pun menggantinya dengan yang lebih baik yang belum pernah ia impikan seorang wanita yang beriman, tidak seharusnya ia membatasi kebahagiaannya pada satu pintu saja di antara pintu-pintu kehidupannya. Karena kesedihan yang menimpa seseorang adalah sesuatu yang tidak ada seorang pun yang bisa selamat darinya, tidak pula para Nabi dan Rasul! Yang tidak layak adalah membatasi kehidupan dan kebahagiaan pada satu keadaan ataupun mengaitkannya dengan orang-orang tertentu seperti pada laki-laki atau wanita pula dalam kehidupan nyata, kita pun sering melihat ataupun mendengar kisah-kisah yang penuh dengan hikmah dan karena itulah, hendaknya kita selalu bertawakkal kepada Allah, mengerahkan segenap kemampuan untuk menempuh sebab-sebab yang disyariatkan, dan jika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, jendaklah kita selalu mengingat firman Allah Ta’ala,و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” QS. Al Baqarah 216.Hendaklah ia mengingat bahwasanya di antara kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya adalah “Bahwasanya Dia menakdirkan bagi mereka berbagai macam musibah, ujian, dan cobaan dengan perintah dan larangan yang berat adalah karena kasih sayang dan kelembutanNya kepada mereka, dan sebagai tangga untuk menuju kesempurnaan dan kesenangan mereka” Tafsir Asma’ al Husna, karya As-Sa’di.Semoga yang sedikit ini bisa menjadi nasihat untuk diri saya pribadi dan bagi orang-orang yang membacanya, karena barangkali kita sering lupa bahwa apapun yang telah Allah Ta’ala takdirkan untuk kita adalah yang terbaik untuk kita, karena Dia-lah Dzat Yang Maha Mengetahui kebaikan-kebaikan bagi para hambaNya.*** Artikel Penulis Wakhidatul Latifah Murajaah Ustadz Ammi Nur BaitsReferensiQawaa’id Qur’aaniyyah, Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, Markaz at-Tadabbur Li al-Isytisyarat at-Tarbawiyyah wa at-Ta’limiyyah. Dan terjemah, “50 Prinsip Pokok Ajaran Al Qur’an” terbitan Pustaka Daarul Faidah Kitab Tauhid, Abu Isa Abdullah bin Salam, Pustaka Muslim. Bismillah.... Adalah sebuah kalimat mulia yang harus selalu diucapkan diawal apapun yang kita lakukan sehingga terhindar dari segala kesalahan. Judul diatas sebenarnya umum tapi memang sering kali kita alami, banyak hal yang dengan niat baik tetapi diterima dengan tidak baik. Semoga kita menjadi lebih ikhlas untuk menerima yang tidak baik ini. Jangan berhenti melakukan hal-hal baik karena Insya Allah akan ada pahala yang luar biasa yang akan kita terima dariNya. Semua sudah diatur Olehnya, apa yang kita lakukan baik ya hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui. Kita manusia hanya menjalankan amanah yang diberikan olehNya, maka jalankanlah amanah dengan sebaik-baiknya. Berusaha terus menerus tanpa menyerah, pasti Allah akan membuka jalanNya yang terbaik untuk kita buat kebaikan Akhirat & Dunia. Alhamdulillah saya mencoba buat blog ini semoga bermanfaat..

baik buat kita belum tentu baik buat allah